Di lingkungan tempat tinggalnya, Klewang dikenal warga sebagai orang
yang sering membuat keonaran. Warga yang sudah sangat kesal, akhirnya
mengusirnya agar pindah ke tempat lain.
Rumah yang ditinggali
Klewang dan keluarnya ada di Komplek Duta Mas, Kampar. Sejak tahun 2000
silam Klewang dan anak-anaknya ada di sana. Klewang ini menikahi Sri
(45) dengan status janda anak dua. Dari Sri, Klewang memiliki 4 orang
anak.
Dua orang anak Klewang Bambang (18) dan Colo (15)
parangainya buruk. Bambang yang tahun lalu tamat SMK Telkom di Pekanbaru
ini, juga selalu membawa geng motornya ke rumahnya dan berbuat onar.
Sedangkan Rahmad alias Colo sebagai maling. Colo kini mendekam dalam LP anak di Pekanbaru.
"Di
perumahan kami ini, polisi pernah gerebek Colo. Dia lari dari atap ke
atap rumah warga. Bersukur ketangkap. Sekarang ada di penjara," cerita salah seorang
warga.
Lantas kapan Klewang dan keluarganya diusir warga?
Itu terjadi sekitar September 2012. Warga saat itu marah dengan Klewang
karena ngumpulin cewek-cewek ABG malah masih SMP di rumahnya.
"Waktu
itu RT dan RW sepakat mengusir Klewang. Mereka sempat pindah ke tempat
lain. Klewang dikeluarkan dari daftar sosial di lingkungan kami. Uang
kemalangan dan sosial yang dipungut saban bulan selama ini, diambil
Klewang. Lantas dia keluar dari tempat kami," cerita warga.
Setelah
pindah rumah selama 6 bulan, belakangan istri dan dua anaknya pindah
lagi ke komplek tersebut. Namun demikian, Klewang tak lagi dianggap
sebagai warga setempat.
"Kita juga ga bisa menghalangi untuk balik lagi. Karena rumah itu milik istri Klewang," kata warga.
Di
perumahan itu, Klewang hanya menyegani satu orang. Dia adalah
tetangganya hanya berjarak 3 rumah darinya. Tetangganya itu seorang
pegawai Lapas Pekanbaru. Terhadapnya, Klewang sangat segan.
"Kalau
Klewang lagi ngamuk ke warga, kami minta tolong bapak itu untuk
menegurnya. Cuma sama bapak itu Klewang segan, lainnya dia tidak
peduli," kata warga.
Begitupun warga tidaklah membenci istri dan
dua anak Klewang lainnya. Karena istri Klewang selama ini dikenal baik
dengan warga sekitar.
"Istrinya baik, anak perempuannya juga baik
sekali. Mereka itu menanggung malu perangai Klewang. Istri dan anak
perempuan aktif di pengajian dan wiritan di tempat kami," tutur ibu-ibu
di lingkungan itu.
"Tapi memang istri Klewang jarang ngumpul, ini
karena dia harus keliling menjadi tukang cuci baju dan gosok. Kami
kasihan liat istrinya," kata warga.
Dua anak kandung Sri dan dua
anak hasil pernikahan dengan Klewang, perilakunya juga sangat baik.
Mereka kini tinggal di Pekanbaru dan Bandung.
"Anak Pak Klewang yang cewek, orangnya baik sekali. Begitu juga menantunya, baik," kata warga.
0 komentar:
Posting Komentar